Sunday, April 9, 2017

MAKALAH LAYOUT

Makalah Seminar Manajemen Operasional
“PERENCANAAN LAY OUT PERUSAHAAN”











Disusun Oleh:
Widianto Nugroho                (1314290069)


Program Studi S1 Manajemen
Jurusan Manajemen
Universitas Pesada Indonesai Y.A.I
DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan Penulisan
II PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan Lokasi
            2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perencanaan Lokasi
2.2 Strategi Lay out
            2.2.1 Pertimbangan dalam Desain Lay Out
            2.2.2 Manfaat Lay out Perusahaan yang Tepat
            2.2.3 Tipe-Tipe Lay out
            2.2.4 Tanda-Tanda Lay out yang Baik
III PENUTUP
            3.1 Kesimpuan
            3.2 Saran









I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Dalam pertumbuhan ekonomi pada masa sekarang ini, khususnya di negara kita Indonesia, persaingan diantara perusahaan sudah semakin meningkat. Untuk menghadapi dan memenangkan persaingan tersebut, perusahaan-perusahaan dituntut untuk menciptakan pemikiran yang kreatif dan inovatif di dalam tujuan perusahaan.
Salah satu keputusan strategis yang paling penting dibuat oleh perusahaan untuk mencapai tujuan adalah dimana perusahaan tersebut harus menempatkan lokasi operasi, karena lokasi operasi yang tepat adalah pemacu biaya yang cukup signifikan dan lokasi sepenuhnya memiliki kekuatan untuk menghancurkan strategi bisnis atau perusahaan.
Strategi lain yang merupakan keputusan penting adalah strategi lay out, dimana lay out dapat menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Lay out juga memiliki banyak dampak strategis karena lay out menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontrak pelanggan dan citra perusahaan.

1.2  Rumusan Masalah
Di dalam menjalankan kegiatannya, seringkali suatu perusahaan dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Permasalahan yang timbul ini menghalangi perusahaan untuk mencapai tujuannya dengan lancar. Untuk itu, perusahaan perlu mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang timbul. Solusi yang diapakai tentunya telah dianggap tepat bagi perusahaan, setidaknya pada saat solusi itu dipakai. Adapun permasalah yang dihadapi perusahaan yang berhasil dirumuskan penulis adalah  “Perencanaan Lokasi dan lay out perusahaan yang kurang tepat”
1.3 Tujuan Penulisan
Sehubungan pernyataan diatas maka penulis tertarik untuk membahas suatu judul makalah dalam seminar manajemen operasional yang berjudul “PERENCANAAN  LAY OUT PERUSAHAAN”. Dengan melakukan pembahasan perencanaan lay out operasi, penulis memiliki tujuan pembahasan:
1.     Untuk mengetahui bahwa perencanaan lokasi dan lay out dalam suatu perusahaan dapat memberikan keunggulan dalam bersaing.
2.     Untuk mengetahui bagaimana bagaimana penerapan perencanaan lokasi dan lay out perusahaan yang tepat bagi suatu perusahaan.
3.     Untuk mengetahui bahwa perencanaan lokasi dan lay out dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
4.     Untuk mengetahui pentingnya peningkatan produktifitas dan kinerja suatu perusahaan yang ditinjau dari berbagai pertimbangan-pertimbangan.
II
PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan Lokasi
Perencanaan Lokasi (Dr. Manahan P. Tampubolon,MM) adalah kegiatan penentuan lokasi perusahaan yang terlebih dahulu harus diadakan penelitian dan peninjauan situasi lokasi yang akan dipilih oleh perusahaan. Sebelum suatu perusahaan mendirikan pabrik, biasanya direncanakan letaknya sebaik mungkin. Sebab letak ini berpengaruh terhadap biaya operasi atau produksi, harga jual, serta kemampuan perusahaan untuk bersaing di pasar. Hal ini sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Apabila pabrik sudah terlanjur berdiri ternyata baru diketahui kesalahan letaknya dan jika dipindah akan memakan biaya yag sangat mahal. Ada perusahaan yang meletakkan pabriknya di dekat pasar, ada yang dekat dengan bahan baku, dan sebagainya. Masing-masing memiiki alasan yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, toko emas biasanya terletak berdekatan tetapi pegadaian selalu terletak berjauhan. Alasan toko emas karena konsumen selalu membandingkan, baik mengenai harga maupun kualitas di beberapa toko sehingga mereka biasanya terletak berdekatan. Sedangkan pegadaian alasannya karena pegadaian yang satu dengan yang lain tidak boleh bersaing dan kalau di suatu wilayah terdapat dua pegadaian atau lebih, kiat mereka kurang efisien. Contoh lain adalah perusahaan gula pasir biasanya diletakkan di dekat lahan penanaman tebu. Alasannya karena bahan baku gula adalah tebu, yang beratnya sepuluh kali daripada gula yang dihasilkan, dan tebu mudah rusak atau menurun kadar gulanya jika tidak segera diproses.
Menurut Dr. Manahan P.Tampubolon, MM. dalam bukunya Manajemen Operasional, strategi lokasi tersebut menggambarkan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk menciptakan efisiensi dan pelayanan pasar (pelanggan) yang lebih cepat dan efisien, sebagai salah satu strategi menghadapai persaingan. Strategi ini dapat menjadi keunggulan bagi perusahaan untuk dapat menentukan lokasi yang strategis dari segi persaingan dalam merebut pasar, sehingga pelanggan tidak kecewa untuk memperoleh produk ataupun pelayanan yang cepat sesuai dengan keinginan konsumen.
Di saat manajemen memutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya menjadi tetap dan sulit untuk dikurangi. Sebagai contoh jika sebuah lokasi pabrik baru berada pada satu daerah dengan biaya energi yang tinggi, bahkan manajemen yang baik dengan strategi penekanan biaya energi yang luar biasapun akan memulai dengan kerugian. Hal yang sama terjadi dengan manajemen yang memiliki strategi sumber daya manusia yang baik namun tenaga kerja pada lokasi yang dipilih mahal, kurang terlatih, dan memiliki etos kerja yang buruk. Dengan  demikian kerja keras yang dilakukan manajemen untuk menetapkan lokasi fasilitas yang optimal merupakan investasi yang baik. Keputusan lokasi sering bergantung kepada tipe bisnis. Untuk keputusan lokasi industri strategi yang biasa digunakan adalah strategi yang digunakan untuk meminimalkan biaya, sedangkan untuk bisnis eceran dan jasa profesional strategi yang digunakan terfokus pada memaksimalkan pendapatan.  Walaupun demikian, strategi lokasi pemilihan gudang dapat ditentukan oleh kombinasi antara biaya dan kecepatan pengiriman. Secara umum, tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan. Keputusan lokasi tidak sering dilakukan oleh perusahaan biasanya karena permintaan telah melebihi kapasitas pabrik yang ada, atau karena adanya perubahan produktifitas tenaga kerja, valuta asing, biaya-biaya, dan sikap masyarakat sekitar. Perusahaan juga dapat memindahkan fasilitas manufaktur atau jasa mereka, karena adanya pergeseran demografi dan permintaan pelanggan.
2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perencanaan Lokasi
Pemilihan letak pabrik dipengaruhi oleh beberapa hal atau factor. Ada yang membagi faktor-faktor itu kedalam faktor primer dan faktor sekunder, ada pula yang membaginya ke dalam faktor internal dan faktor eksternal. Faktor primer adalah suatu faktor yang harus dipenuhi jika tidak dipenuhi proses produksi atau operasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya,  sedangkan faktor sekunder adalah faktor yang sebaiknya ada, jika tidak dipenuhi masih bisa diatasi meskipun disertai dengan biaya yang relatif lebih mahal. Macam faktor primer serta sekunder ini berbeda antara pabrik yang satu dengan yang lain. Dalam bagian ini tidak mungkin disebutkan pembagian faktor-faktor itu kedalam primer dan faktor sekunder karena keadaan perusahaan yang berbeda-beda.
1.     Letak Konsumen atau Pasar
2.     Letak Sumber Bahan Baku
3.     Sumber Tenaga Kerja
4.     Tersedianya Air
5.     Suhu Udara
6.     Tenaga Listrik
7.     Fasilitas Transportasi


2.2 Strategi Lay out
Tata Letak/ Lay Out (James M. Apple)  adalah kegiatan yang berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat dengan industri manufaktur. Lay out merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Lay out memiliki banyak dampak strategis karena lay out menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya serta kualitas lingkungan kerja, kontrak pelanggan dan citra perusahaan. Lay out yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang differensiasi, biaya rendah, atau respon cepat.
Layout yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian lay out fasilitas operasional terhadap jenis produk dan proses konservasi. Pengaruh layout yang tepat bagi perusahaan adalah peningkatan produktivitas perusahaan. Perihal tersebut disebabkan arus barang yang akan diproses, dan selanjutnya masuk ke dalam pemrosesan sampai menjadi produk akhir dapat berjalan dengan lancar. Aspek lain, karyawan yang langsung terlibat di dalam pemrosesan dapat bergerak leluasa tanpa takut akan kemungkinan terjadi kecelakaan, sehingga mereka bekerja dengan tenang dan aman. Karena alasan tersebut di atas, maka diperlukan perencanaan layout yang seksama. Pentingnya perencanaan layout disebabkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
Untuk manufaktur
§  Terjadinya perubahan desain produk yang secara terus-menerus untuk membuat produk baru.
§  Kemungkinan penggantian fasilitas yang selalu baru (up to date).
§  Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kerja yang tidak selalu menciptakan kepuasan atau pelayanan yang cepat dan baik.
Untuk usaha jasa
§  Karena tuntutan pelayanan yang prima dari pelanggan, sehingga harus     disesuaikan di dalam usaha memenuhi kepuasan pelanggan.
§  Perubahan layout dapat menciptakan persepsi pelanggan bahwa perusahaan memperhatikan pelanggannya, atau merupakan gambaran bonafiditas perusahaan.
§  Tuntutan pelanggan menginginkan layanan paling cepat dengan mutu yang tinggi, sehingga layout harus mendukung sistem layanan tersebut.
§   Perilaku pelanggan yang terus berubah harus diikuti perusahaan dengan melakukan  perubahan layout secara berkelanjutan (continous improvement).
2.2.1 Pertimbangan dalam Desain Lay out
Dalam semua kasus, bahwa desain lay out harus mempertimbangkan bagaimana untuk mencapai beberapa hal dibawah ini misalnya :
1. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5. Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi lay out yang ada sekarang, lay out tersebut akan perlu di ubah.
Sehingga dengan melakukan pertimbangan tersebut suatu perusahaan dapat mewujudkan tujuannya dengan semaksimal mungkin.
2.2.2 Manfaat Lay out Perusahaan yang Tepat
·      Meningkatkan jumlah produksi, sehingga proses produksi berjalan lancar, yang berimpas pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin minimum.
·      Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu antara mesin yang satu dengan mesin lainnya, selain itu juga dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses, dan waktu tunggu.
·      Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses yang satu dengan yang berikutnya.
·      Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan jarak antara masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang tidak dibutuhkan.
·      Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi yang satu dengan yang lain.
·      Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja, mesin, dan peralatan.
·      Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga menciptakan suasana lingkungan kerja yang aman, nyaman, tertib, dan rapi, sehingga dapat mempermudah supervisi, mempermudah perbaikan dan penggantian fasilitas produksi, meningkatkan kinerja menjadi lebih baik, dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.
·      Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material menunggu, adanya gerak yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan aliran dalam proses produksi (intersection).

2.2.3 Tipe-Tipe Lay out
1. Lay Out dengan Posisi Tetap (Fixed Position Layout)
Dalam lay out dengan posisi tetap (fixed position layout), proyek tetap berada pada satu tempat sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi.
2. Lay Out Berorientasi Proses (Process Oriented Layout)
Dalam lay out berorientasi proses (process oriented layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi difrensiasi produk. Lay out ini sangat efisien disaaat pembuatan produk yang memiliki persyaratan berbeda atau disaat penanganan pelanggan, pasien, atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Contoh:  rumah sakit, klinik. Seorang pasien yang masuk, masing-masing dengan kebutuhan yang berbeda, membutuhkan rute yang berbeda melalui pendaftaran, laboratorium, kamar operasi, radiologi, apotik, ruang perawatan, dan sebagainya. Peralatan,keahlian, dan pengawasan diatur disekitar proses ini.
3. Lay Out Kantor ( Office Layout)
Lay out kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar selalu fleksibel. Ruangan kantor setiap karyawan diatur luasnya secara efesien agar dapat bekerja secara  produktif atau efektif, baik di dalam melakukan tugas maupun di dalam pengelolaan informasi dan perubahan yang berhubungan dengan penyelesaian tugasnya. Contoh: Posisi fasilitas karyawan di dalam suatu ruangan.
4. Lay Out Ritel (Retail Layout)
Lay out ritel (Retail Layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi tergantung pada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi banyak manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian menunjukkan bahwa semakin besar produk yang dapat terlihat oleh pelanggan maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi akan semakin tinggi. Contoh: supermarket.
5. Lay Out Gudang dan Penyimpanan (warehouse Layout)
Lay out gudang dan penyimpanan (warehouse Layout) sangat penting diperhatikan dengan tujuan untuk penanganan dan pengendalian barang dapat dilakukan secara baik, sehingga tidak ada barang yang rusak atau tertunda pengeluarannya. Lay out gudang disesuaikan dengan sistem persediaan yang digunakan, seperti sistem persediaan barang dengan FIFO (first in First out) artinya barang yang pertama diterima harus siap dikeluarkan pertama sekali. Contoh: Penyusunan barang yang rapi untuk mempermudah keluar masuk barang.
6. Lay Out Berorientasi Produk (Product Oriented Layout)
Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, pada umumnya produk dihasilkan dalam jumlah besar dan merupakan proses yang kontinu. Tiap produk mempunyai urutan operasional yang sama dari awal sampai akhir. Dalam lay out produk pusat-pusat kegiatan, mesin-mesin dan peralatan disusun membentuk suatu garis untuk mempersiapkan urutan operasional yang akan menghasilkan produk. Contoh: Produksi makanan.





2.2.4 Tanda-Tanda Lay out yang Baik
1.    Keterkaitan kegiatan yang terencana.
2.    Pola aliran barang terencana.
3.    Aliran produksi yang lurus.
4.    Langkah balik (kembali ke tempat yang telah dilalui) minimum.
5.    Gang yang lurus.
6.    Pemindahan antar operasi minimum.
7.    Jarak pemindahan minimum.
8.    Pemrosesan di gabung dengan pemindahan bahan.
9.    Pemindahan bergerak dari penerimaan menuju pengiriman.
10.  Operasi pertama dekat dengan penerimaan.
11.  Operasi terakhir dekat dengan pengiriman.
12.  Lay out yang dapat disesuaikan dengan perubahan.
13.  Direncanakan perluasan yang terencana.
14.  Barang setengah jadi minimum.
15.  Pemakaian seluruh lantai pabrik maksimum.
16.  Ruang penyimpanan cukup.
17.  Penyediaan ruang yang cukup antar peralatan.
18.  Bangunan di didirikan di sekeliling lay out.
19.  Bahan diantar ke pekerja dan diambil dari tempat kerja.
20.  Sesedikit mungkin jalan kaki antar operasi produksi.
21.  Alat pemindah mekanis di pasang pada tempat yang sesuai.
22.  Pengendalian kebisingan, kotoran, debu, asap, kelembapan yang cukup.
23.  Sesedikit mungkin pemindahan barang.
24.  Pemisah tidak menggangu aliran barang.
25.  Pembuangan barang sisa sekecil mungkin.
26.  Penempatan yang pantas bagi bagian penerimaan dan pengiriman.












3.1 Kesimpulan
Sesuai dengan hasil pembahasan yang telah kami lakukan dari judul makalah seminar “Perencanaan Lay out Perusahaan”. Maka dapat dibuat  kesimpulan, bahwa perencanaan lokasi dan strategi lay out yang tepat dan baik, akan memberikan dampak positif bagi perusahan karena strategi lay out yang tepat menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan.
Perencanaan lokasi dan strategi lay out yang tepat akan mendukung sebuah perusahaan di dalam pencapaian tujuan (goal) yang mengarah pada peningkatan profitabilitas perusahaan yang didasari dengan adanya efisiensi dan produktifitas kerja yang baik.
3.2 Saran
Penulis menyarankan jika ingin membangun suatu usaha, haruslah merencanakan lokasi dan lay out perusahaan yang baik. Karena strategi lay out yang tepat dapat memberikan keunggulan bagi perusahaan dalam persaingan.


Referensi:








Widianto Nugroho (1314290069)
Seminar Manajemen Operasional
1.     Dibawah ini yang bukan merupakan ciri-ciri adanya perencanaan lay out yang baik adalah…
a.     Peningkatan produktifitas perusahaan.
b.     Arus aliran barang yang lebih cepat.
c.     Produktifitas stagnan.
d.     Beban perusahaan berkurang.
e.     Proses produksi berjalan lancer.

2.     -Utilisasi ruang yang tinggi
-Aliran Informasi yang baik
-Fleksibilitas
-Inflasi
-Interaksi yang baik dengan pelanggan
-Aliran barang yang lancar
Yang bukan merupakan pertimbangan dalam membuat lay out perusahaan adalah…
a.     Utilisasi ruang, fleksibilitas, dan interaksi dengan pelanggan.
b.     Utilisasi ruang, fleksibilitas, dan aliran barang.
c.     Fleksibilitas, interaksi dengan pelanggan, dan utilisasi ruang.
d.     Aliran informasi, inflasi, dan interaksi dengan pelanggan.
e.     Aliran informasi, Interaksi dengan pelanggan, dan aliran barang.

3.     Dibawah ini yang merupakan manfaat lay out yang tepat adalah…
a.     Output produksi yang besar
b.     Produktifitas stagnan.
c.     Tidak terjadi keseimbang beban dan waktu antara mesin .
d.     Terjadi penumpukan barang material dalam proses dalam jumlah besar.
e.     Kurangnya ruang dalam proses produksi.

4.     Contoh lay out dengan posisi tetap (Fixed Position Layout) adalah…
a.     Jalan layang, tambang emas, dan sumur minyak bumi.
b.     Rumah sakit, klinik, dan asuransi.
c.     Apotik, kantor polisi, dan rumah
d.     Mall, taman kota, dan jalan.
e.     Tambang batu bara, perusahaan minuman teh, dan sekolah.
                                                                                   
5.     Contoh lay out berorientasi proses (Process Oriented Layout) adalah…
a.     Jalan layang, tambang emas, dan sumur minyak bumi.
b.     Rumah sakit, klinik, dan asuransi.
c.     Apotik, kantor polisi, dan rumah
d.     Mall, taman kota, dan jalan.

e.     Tambang batu bara, perusahaan minuman teh, dan sekolah.

0 comments:

Post a Comment