Makalah
Seminar Manajemen Operasional
“PERENCANAAN
LAY OUT PERUSAHAAN”
Disusun
Oleh:
Widianto Nugroho (1314290069)
Program Studi S1 Manajemen
Jurusan Manajemen
Universitas Pesada Indonesai Y.A.I
DAFTAR
ISI
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
II
PEMBAHASAN
2.1
Perencanaan Lokasi
2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Perencanaan Lokasi
2.2
Strategi Lay out
2.2.1 Pertimbangan dalam Desain Lay
Out
2.2.2 Manfaat Lay out Perusahaan
yang Tepat
2.2.3 Tipe-Tipe Lay out
2.2.4 Tanda-Tanda Lay out yang Baik
III
PENUTUP
3.1 Kesimpuan
3.2 Saran
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pertumbuhan ekonomi pada
masa sekarang ini, khususnya di negara kita Indonesia, persaingan diantara
perusahaan sudah semakin meningkat. Untuk menghadapi dan memenangkan persaingan
tersebut, perusahaan-perusahaan dituntut untuk menciptakan pemikiran yang
kreatif dan inovatif di dalam tujuan perusahaan.
Salah satu keputusan strategis
yang paling penting dibuat oleh perusahaan untuk mencapai tujuan adalah dimana
perusahaan tersebut harus menempatkan lokasi operasi, karena lokasi operasi yang
tepat adalah pemacu biaya yang cukup signifikan dan lokasi sepenuhnya memiliki
kekuatan untuk menghancurkan strategi bisnis atau perusahaan.
Strategi lain yang merupakan
keputusan penting adalah strategi lay out, dimana lay out dapat menentukan
efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Lay out juga memiliki banyak
dampak strategis karena lay out menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas,
proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontrak pelanggan dan
citra perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Di
dalam menjalankan kegiatannya, seringkali suatu perusahaan dihadapkan dengan
berbagai permasalahan. Permasalahan yang timbul ini menghalangi perusahaan
untuk mencapai tujuannya dengan lancar. Untuk itu, perusahaan perlu mencari
solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang timbul. Solusi yang diapakai
tentunya telah dianggap tepat bagi perusahaan, setidaknya pada saat solusi itu
dipakai. Adapun permasalah yang dihadapi perusahaan yang berhasil dirumuskan
penulis adalah “Perencanaan Lokasi dan lay out perusahaan yang kurang
tepat”
1.3
Tujuan Penulisan
Sehubungan pernyataan diatas
maka penulis tertarik untuk membahas suatu judul makalah dalam seminar
manajemen operasional yang berjudul “PERENCANAAN LAY OUT PERUSAHAAN”. Dengan melakukan
pembahasan perencanaan lay out operasi, penulis memiliki tujuan pembahasan:
1. Untuk
mengetahui bahwa perencanaan lokasi dan lay out dalam suatu perusahaan dapat
memberikan keunggulan dalam bersaing.
2. Untuk
mengetahui bagaimana bagaimana penerapan perencanaan lokasi dan lay out
perusahaan yang tepat bagi suatu perusahaan.
3. Untuk
mengetahui bahwa perencanaan lokasi dan lay out dapat meningkatkan profitabilitas
perusahaan.
4. Untuk
mengetahui pentingnya peningkatan produktifitas dan kinerja suatu perusahaan
yang ditinjau dari berbagai pertimbangan-pertimbangan.
II
PEMBAHASAN
2.1
Perencanaan Lokasi
Perencanaan
Lokasi (Dr. Manahan P. Tampubolon,MM) adalah kegiatan penentuan lokasi
perusahaan yang terlebih dahulu harus diadakan penelitian dan peninjauan
situasi lokasi yang akan dipilih oleh perusahaan. Sebelum suatu perusahaan
mendirikan pabrik, biasanya direncanakan letaknya sebaik mungkin. Sebab letak
ini berpengaruh terhadap biaya operasi atau produksi, harga jual, serta
kemampuan perusahaan untuk bersaing di pasar. Hal ini sangat menentukan
keberhasilan perusahaan. Apabila pabrik sudah terlanjur berdiri ternyata baru
diketahui kesalahan letaknya dan jika dipindah akan memakan biaya yag sangat
mahal. Ada perusahaan yang meletakkan pabriknya di dekat pasar, ada yang dekat
dengan bahan baku, dan sebagainya. Masing-masing memiiki alasan yang
berbeda-beda.
Sebagai
contoh, toko emas biasanya terletak berdekatan tetapi pegadaian selalu terletak
berjauhan. Alasan toko emas karena konsumen selalu membandingkan, baik mengenai
harga maupun kualitas di beberapa toko sehingga mereka biasanya terletak
berdekatan. Sedangkan pegadaian alasannya karena pegadaian yang satu dengan
yang lain tidak boleh bersaing dan kalau di suatu wilayah terdapat dua
pegadaian atau lebih, kiat mereka kurang efisien. Contoh lain adalah perusahaan
gula pasir biasanya diletakkan di dekat lahan penanaman tebu. Alasannya karena
bahan baku gula adalah tebu, yang beratnya sepuluh kali daripada gula yang
dihasilkan, dan tebu mudah rusak atau menurun kadar gulanya jika tidak segera
diproses.
Menurut
Dr. Manahan P.Tampubolon, MM. dalam bukunya Manajemen Operasional, strategi
lokasi tersebut menggambarkan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk
menciptakan efisiensi dan pelayanan pasar (pelanggan) yang lebih cepat dan
efisien, sebagai salah satu strategi menghadapai persaingan. Strategi ini dapat
menjadi keunggulan bagi perusahaan untuk dapat menentukan lokasi yang strategis
dari segi persaingan dalam merebut pasar, sehingga pelanggan tidak kecewa untuk
memperoleh produk ataupun pelayanan yang cepat sesuai dengan keinginan
konsumen.
Di saat
manajemen memutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya
menjadi tetap dan sulit untuk dikurangi. Sebagai contoh jika sebuah lokasi
pabrik baru berada pada satu daerah dengan biaya energi yang tinggi, bahkan
manajemen yang baik dengan strategi penekanan biaya energi yang luar biasapun
akan memulai dengan kerugian. Hal yang sama terjadi dengan manajemen yang
memiliki strategi sumber daya manusia yang baik namun tenaga kerja pada lokasi
yang dipilih mahal, kurang terlatih, dan memiliki etos kerja yang buruk. Dengan
demikian kerja keras yang dilakukan manajemen untuk menetapkan lokasi fasilitas
yang optimal merupakan investasi yang baik. Keputusan lokasi sering bergantung
kepada tipe bisnis. Untuk keputusan lokasi industri strategi yang biasa
digunakan adalah strategi yang digunakan untuk meminimalkan biaya, sedangkan
untuk bisnis eceran dan jasa profesional strategi yang digunakan terfokus pada
memaksimalkan pendapatan. Walaupun demikian, strategi lokasi pemilihan
gudang dapat ditentukan oleh kombinasi antara biaya dan kecepatan pengiriman. Secara
umum, tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi
perusahaan. Keputusan lokasi tidak sering dilakukan oleh perusahaan biasanya
karena permintaan telah melebihi kapasitas pabrik yang ada, atau karena adanya
perubahan produktifitas tenaga kerja, valuta asing, biaya-biaya, dan sikap
masyarakat sekitar. Perusahaan juga dapat memindahkan fasilitas manufaktur atau
jasa mereka, karena adanya pergeseran demografi dan permintaan pelanggan.
2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perencanaan
Lokasi
Pemilihan
letak pabrik dipengaruhi oleh beberapa hal atau factor. Ada yang membagi
faktor-faktor itu kedalam faktor primer dan faktor sekunder, ada pula yang
membaginya ke dalam faktor internal dan faktor eksternal. Faktor primer adalah
suatu faktor yang harus dipenuhi jika tidak dipenuhi proses produksi atau
operasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, sedangkan faktor sekunder adalah faktor yang
sebaiknya ada, jika tidak dipenuhi masih bisa diatasi meskipun disertai dengan
biaya yang relatif lebih mahal. Macam faktor primer serta sekunder ini berbeda
antara pabrik yang satu dengan yang lain. Dalam bagian ini tidak mungkin
disebutkan pembagian faktor-faktor itu kedalam primer dan faktor sekunder
karena keadaan perusahaan yang berbeda-beda.
1. Letak
Konsumen atau Pasar
2. Letak
Sumber Bahan Baku
3. Sumber
Tenaga Kerja
4. Tersedianya
Air
5. Suhu
Udara
6. Tenaga
Listrik
7. Fasilitas
Transportasi
2.2
Strategi Lay out
Tata
Letak/ Lay Out (James M. Apple) adalah kegiatan yang berhubungan dengan
perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat
dengan industri manufaktur. Lay out merupakan satu keputusan penting yang
menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Lay out memiliki
banyak dampak strategis karena lay out menentukan daya saing perusahaan dalam
hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya serta kualitas lingkungan
kerja, kontrak pelanggan dan citra perusahaan. Lay out yang efektif dapat
membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang differensiasi,
biaya rendah, atau respon cepat.
Layout
yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian lay out fasilitas
operasional terhadap jenis produk dan proses konservasi. Pengaruh layout yang
tepat bagi perusahaan adalah peningkatan produktivitas perusahaan. Perihal
tersebut disebabkan arus barang yang akan diproses, dan selanjutnya masuk ke
dalam pemrosesan sampai menjadi produk akhir dapat berjalan dengan lancar. Aspek
lain, karyawan yang langsung terlibat di dalam pemrosesan dapat bergerak
leluasa tanpa takut akan kemungkinan terjadi kecelakaan, sehingga mereka
bekerja dengan tenang dan aman. Karena alasan tersebut di atas, maka diperlukan
perencanaan layout yang seksama. Pentingnya perencanaan layout disebabkan
beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
Untuk manufaktur
§ Terjadinya
perubahan desain produk yang secara terus-menerus untuk membuat produk baru.
§ Kemungkinan
penggantian fasilitas yang selalu baru (up to date).
§ Setiap
perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kerja yang tidak selalu
menciptakan kepuasan atau pelayanan yang cepat dan baik.
Untuk usaha jasa
§ Karena
tuntutan pelayanan yang prima dari pelanggan, sehingga harus
disesuaikan di dalam usaha memenuhi kepuasan pelanggan.
§ Perubahan
layout dapat menciptakan persepsi pelanggan bahwa perusahaan memperhatikan
pelanggannya, atau merupakan gambaran bonafiditas perusahaan.
§ Tuntutan
pelanggan menginginkan layanan paling cepat dengan mutu yang tinggi,
sehingga layout harus mendukung sistem layanan tersebut.
§ Perilaku pelanggan yang terus berubah harus
diikuti perusahaan dengan melakukan perubahan
layout secara berkelanjutan (continous improvement).
2.2.1
Pertimbangan dalam Desain Lay out
Dalam semua kasus, bahwa desain
lay out harus mempertimbangkan bagaimana untuk mencapai beberapa hal dibawah
ini misalnya :
1. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5. Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi lay out yang ada sekarang, lay out tersebut akan perlu di ubah.
Sehingga dengan melakukan pertimbangan tersebut suatu perusahaan dapat mewujudkan tujuannya dengan semaksimal mungkin.
1. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5. Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi lay out yang ada sekarang, lay out tersebut akan perlu di ubah.
Sehingga dengan melakukan pertimbangan tersebut suatu perusahaan dapat mewujudkan tujuannya dengan semaksimal mungkin.
2.2.2
Manfaat Lay out Perusahaan yang Tepat
· Meningkatkan jumlah produksi, sehingga proses
produksi berjalan lancar, yang berimpas
pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin minimum.
· Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi
keseimbangan beban dan waktu antara mesin yang satu dengan mesin lainnya,
selain itu juga dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses, dan waktu tunggu.
· Mengurangi
proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses yang satu dengan yang berikutnya.
· Hemat ruang, karena tidak terjadi
penumpukan material dalam proses, dan jarak antara masing-masing mesin
berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang tidak dibutuhkan.
· Mempersingkat waktu proses, jarak
antar mesin pendek atau antara operasi yang satu dengan yang lain.
· Efisiensi
penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja, mesin, dan peralatan.
· Meningkatkan
kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga menciptakan suasana lingkungan kerja
yang aman, nyaman, tertib, dan rapi, sehingga dapat mempermudah supervisi,
mempermudah perbaikan dan penggantian fasilitas produksi, meningkatkan kinerja
menjadi lebih baik, dan pada
akhirnya akan meningkatkan produktivitas.
·
Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh
material menunggu, adanya gerak yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan
aliran dalam proses produksi (intersection).
2.2.3
Tipe-Tipe Lay out
1. Lay Out dengan Posisi Tetap (Fixed Position Layout)
Dalam lay out dengan posisi tetap (fixed position layout), proyek tetap berada pada satu tempat sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi.
Dalam lay out dengan posisi tetap (fixed position layout), proyek tetap berada pada satu tempat sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi.
2. Lay Out Berorientasi Proses (Process Oriented Layout)
Dalam lay out berorientasi proses (process oriented layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi difrensiasi produk. Lay out ini sangat efisien disaaat pembuatan produk yang memiliki persyaratan berbeda atau disaat penanganan pelanggan, pasien, atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Contoh: rumah sakit, klinik. Seorang pasien yang masuk, masing-masing dengan kebutuhan yang berbeda, membutuhkan rute yang berbeda melalui pendaftaran, laboratorium, kamar operasi, radiologi, apotik, ruang perawatan, dan sebagainya. Peralatan,keahlian, dan pengawasan diatur disekitar proses ini.
Dalam lay out berorientasi proses (process oriented layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi difrensiasi produk. Lay out ini sangat efisien disaaat pembuatan produk yang memiliki persyaratan berbeda atau disaat penanganan pelanggan, pasien, atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Contoh: rumah sakit, klinik. Seorang pasien yang masuk, masing-masing dengan kebutuhan yang berbeda, membutuhkan rute yang berbeda melalui pendaftaran, laboratorium, kamar operasi, radiologi, apotik, ruang perawatan, dan sebagainya. Peralatan,keahlian, dan pengawasan diatur disekitar proses ini.
3. Lay Out Kantor ( Office Layout)
Lay out kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar selalu fleksibel. Ruangan kantor setiap karyawan diatur luasnya secara efesien agar dapat bekerja secara produktif atau efektif, baik di dalam melakukan tugas maupun di dalam pengelolaan informasi dan perubahan yang berhubungan dengan penyelesaian tugasnya. Contoh: Posisi fasilitas karyawan di dalam suatu ruangan.
Lay out kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar selalu fleksibel. Ruangan kantor setiap karyawan diatur luasnya secara efesien agar dapat bekerja secara produktif atau efektif, baik di dalam melakukan tugas maupun di dalam pengelolaan informasi dan perubahan yang berhubungan dengan penyelesaian tugasnya. Contoh: Posisi fasilitas karyawan di dalam suatu ruangan.
4. Lay Out Ritel (Retail Layout)
Lay out ritel (Retail Layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi tergantung pada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi banyak manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian menunjukkan bahwa semakin besar produk yang dapat terlihat oleh pelanggan maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi akan semakin tinggi. Contoh: supermarket.
Lay out ritel (Retail Layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi tergantung pada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi banyak manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian menunjukkan bahwa semakin besar produk yang dapat terlihat oleh pelanggan maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi akan semakin tinggi. Contoh: supermarket.
5. Lay Out Gudang dan Penyimpanan (warehouse Layout)
Lay out gudang dan penyimpanan (warehouse Layout) sangat penting diperhatikan dengan tujuan untuk penanganan dan pengendalian barang dapat dilakukan secara baik, sehingga tidak ada barang yang rusak atau tertunda pengeluarannya. Lay out gudang disesuaikan dengan sistem persediaan yang digunakan, seperti sistem persediaan barang dengan FIFO (first in First out) artinya barang yang pertama diterima harus siap dikeluarkan pertama sekali. Contoh: Penyusunan barang yang rapi untuk mempermudah keluar masuk barang.
Lay out gudang dan penyimpanan (warehouse Layout) sangat penting diperhatikan dengan tujuan untuk penanganan dan pengendalian barang dapat dilakukan secara baik, sehingga tidak ada barang yang rusak atau tertunda pengeluarannya. Lay out gudang disesuaikan dengan sistem persediaan yang digunakan, seperti sistem persediaan barang dengan FIFO (first in First out) artinya barang yang pertama diterima harus siap dikeluarkan pertama sekali. Contoh: Penyusunan barang yang rapi untuk mempermudah keluar masuk barang.
6. Lay Out Berorientasi Produk (Product Oriented Layout)
Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, pada umumnya produk dihasilkan dalam jumlah besar dan merupakan proses yang kontinu. Tiap produk mempunyai urutan operasional yang sama dari awal sampai akhir. Dalam lay out produk pusat-pusat kegiatan, mesin-mesin dan peralatan disusun membentuk suatu garis untuk mempersiapkan urutan operasional yang akan menghasilkan produk. Contoh: Produksi makanan.
Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, pada umumnya produk dihasilkan dalam jumlah besar dan merupakan proses yang kontinu. Tiap produk mempunyai urutan operasional yang sama dari awal sampai akhir. Dalam lay out produk pusat-pusat kegiatan, mesin-mesin dan peralatan disusun membentuk suatu garis untuk mempersiapkan urutan operasional yang akan menghasilkan produk. Contoh: Produksi makanan.
2.2.4
Tanda-Tanda Lay out yang Baik
1. Keterkaitan kegiatan yang terencana.
2. Pola aliran barang terencana.
3. Aliran produksi yang lurus.
4. Langkah balik (kembali ke tempat yang telah dilalui) minimum.
5. Gang yang lurus.
6. Pemindahan antar operasi minimum.
7. Jarak pemindahan minimum.
8. Pemrosesan di gabung dengan pemindahan bahan.
9. Pemindahan bergerak dari penerimaan menuju pengiriman.
10. Operasi pertama dekat dengan penerimaan.
11. Operasi terakhir dekat dengan pengiriman.
12. Lay out yang dapat disesuaikan dengan perubahan.
13. Direncanakan perluasan yang terencana.
14. Barang setengah jadi minimum.
15. Pemakaian seluruh lantai pabrik maksimum.
16. Ruang penyimpanan cukup.
17. Penyediaan ruang yang cukup antar peralatan.
18. Bangunan di didirikan di sekeliling lay out.
19. Bahan diantar ke pekerja dan diambil dari tempat kerja.
20. Sesedikit mungkin jalan kaki antar operasi produksi.
21. Alat pemindah mekanis di pasang pada tempat yang sesuai.
22. Pengendalian kebisingan, kotoran, debu, asap, kelembapan yang cukup.
23. Sesedikit mungkin pemindahan barang.
24. Pemisah tidak menggangu aliran barang.
25. Pembuangan barang sisa sekecil mungkin.
26. Penempatan yang pantas bagi bagian penerimaan dan pengiriman.
2. Pola aliran barang terencana.
3. Aliran produksi yang lurus.
4. Langkah balik (kembali ke tempat yang telah dilalui) minimum.
5. Gang yang lurus.
6. Pemindahan antar operasi minimum.
7. Jarak pemindahan minimum.
8. Pemrosesan di gabung dengan pemindahan bahan.
9. Pemindahan bergerak dari penerimaan menuju pengiriman.
10. Operasi pertama dekat dengan penerimaan.
11. Operasi terakhir dekat dengan pengiriman.
12. Lay out yang dapat disesuaikan dengan perubahan.
13. Direncanakan perluasan yang terencana.
14. Barang setengah jadi minimum.
15. Pemakaian seluruh lantai pabrik maksimum.
16. Ruang penyimpanan cukup.
17. Penyediaan ruang yang cukup antar peralatan.
18. Bangunan di didirikan di sekeliling lay out.
19. Bahan diantar ke pekerja dan diambil dari tempat kerja.
20. Sesedikit mungkin jalan kaki antar operasi produksi.
21. Alat pemindah mekanis di pasang pada tempat yang sesuai.
22. Pengendalian kebisingan, kotoran, debu, asap, kelembapan yang cukup.
23. Sesedikit mungkin pemindahan barang.
24. Pemisah tidak menggangu aliran barang.
25. Pembuangan barang sisa sekecil mungkin.
26. Penempatan yang pantas bagi bagian penerimaan dan pengiriman.
3.1 Kesimpulan
Sesuai
dengan hasil pembahasan yang telah kami lakukan dari judul makalah seminar
“Perencanaan Lay out Perusahaan”. Maka dapat dibuat kesimpulan, bahwa
perencanaan lokasi dan strategi lay out yang tepat dan baik, akan memberikan
dampak positif bagi perusahan karena strategi lay out yang tepat menentukan
daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas
lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan.
Perencanaan lokasi dan strategi lay out yang tepat akan mendukung sebuah perusahaan di dalam pencapaian tujuan (goal) yang mengarah pada peningkatan profitabilitas perusahaan yang didasari dengan adanya efisiensi dan produktifitas kerja yang baik.
Perencanaan lokasi dan strategi lay out yang tepat akan mendukung sebuah perusahaan di dalam pencapaian tujuan (goal) yang mengarah pada peningkatan profitabilitas perusahaan yang didasari dengan adanya efisiensi dan produktifitas kerja yang baik.
3.2 Saran
Penulis
menyarankan jika ingin membangun suatu usaha, haruslah merencanakan lokasi dan lay
out perusahaan yang baik. Karena strategi lay out yang tepat dapat memberikan
keunggulan bagi perusahaan dalam persaingan.
Referensi:
Widianto Nugroho (1314290069)
Seminar Manajemen Operasional
1. Dibawah ini yang bukan merupakan
ciri-ciri adanya perencanaan lay out yang baik adalah…
a.
Peningkatan produktifitas perusahaan.
b.
Arus aliran barang yang lebih cepat.
c.
Produktifitas
stagnan.
d.
Beban perusahaan berkurang.
e.
Proses produksi berjalan lancer.
2. -Utilisasi
ruang yang tinggi
-Aliran Informasi yang baik
-Fleksibilitas
-Inflasi
-Interaksi yang baik dengan pelanggan
-Aliran barang yang lancar
Yang bukan merupakan pertimbangan dalam
membuat lay out perusahaan adalah…
a. Utilisasi
ruang, fleksibilitas, dan interaksi dengan pelanggan.
b. Utilisasi
ruang, fleksibilitas, dan aliran barang.
c. Fleksibilitas,
interaksi dengan pelanggan, dan utilisasi ruang.
d.
Aliran
informasi, inflasi, dan interaksi dengan pelanggan.
e. Aliran
informasi, Interaksi dengan pelanggan, dan aliran barang.
3. Dibawah
ini yang merupakan manfaat lay out yang tepat adalah…
a.
Output
produksi yang besar
b. Produktifitas
stagnan.
c. Tidak
terjadi keseimbang beban dan waktu antara mesin .
d. Terjadi
penumpukan barang material dalam proses dalam jumlah besar.
e. Kurangnya
ruang dalam proses produksi.
4. Contoh
lay out dengan posisi tetap (Fixed
Position Layout) adalah…
a.
Jalan
layang, tambang emas, dan sumur minyak bumi.
b. Rumah
sakit, klinik, dan asuransi.
c. Apotik,
kantor polisi, dan rumah
d. Mall,
taman kota, dan jalan.
e. Tambang
batu bara, perusahaan minuman teh, dan sekolah.
5. Contoh
lay out berorientasi proses (Process
Oriented Layout) adalah…
a. Jalan
layang, tambang emas, dan sumur minyak bumi.
b.
Rumah
sakit, klinik, dan asuransi.
c. Apotik,
kantor polisi, dan rumah
d. Mall,
taman kota, dan jalan.
e. Tambang
batu bara, perusahaan minuman teh, dan sekolah.
0 comments:
Post a Comment